Bahasa Indonesia, Bahasa yang Sekarat
Ya, judul postinganku kali ini tidak salah.
Bahasa Indonesia sekarang hanyalah tinggal nama, setidaknya dalam pergaulan
sehari-hari. Bagaimana tidak, setiap hari, setiap jam, setiap menit kita
berbicara dengan bahasa yang tidak diketahui bahasa apa, yang biasanya sering
kita sebut dengan “bahasa Indonesia”. Aku tidak menyalahkan mereka yang
menggunakan bahasa tersebut, karena jujur aku juga biasanya menggunakan “bahasa
Indonesia” tersebut. Aku hanya bingung kenapa di sekolah tidak diajarkan secara
intensif mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apakah
memang kurikulum kita yang tidak mengharuskan atau memang tenaga pendidik kita
yang terlalu malas untuk mengajarkannya?
Menurut
pengalamanku, pelajaran tentang EYD hanya diajarkan secara mendetil saat aku
berada di bangku SD. Sedangkan, di SMP dan SMA tidak diajarkan dan diterapkan.
Jadinya, pengetahuanku tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah
terbatas. Mungkin, itu juga yang terjadi dengan kebanyakan pemuda-pemudi
Indonesia sekarang ini.
Hal di atas
diperparah lagi dengan acara-acara TV yang sering menggunakan bahasa Indonesia
gaul dan alay. Bukan hanya sinetron dan reality show yang sering tidak
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun aku juga sering
menemukan ejaan-ejaan dan penggunaan kata yang salah dalam berita-berita. Misalkan saja kata “jenasah”. Jelas ini
merupakan kesalahan fatal. Seharusnya, kata yang betul menurut KBBI adalah
“jenazah”. Selain itu, beberapa kesalahan yang sering aku temukan digunakan
dalam acara-acara TV, antara lain:
A.
Nama negara dan daerah:
1.
China seharusnya Cina
2.
Saudi Arabia seharusnya Arab
Saudi
3.
Jogjakarta seharusnya Yogyakarta
4.
Singapur seharusnya Singapura
5.
Itali seharusnya Italia
6.
Brasil
seharusnya Brazil
B.
Kata-kata kerja
1.
Ngomong seharusnya berbicara/bercakap
2.
Ketemu seharusnya bertemu
3.
Ngelakuin seharusnya melakukan
4.
Ngerasain seharusnya merasakan
C.
Kata depan dan kata berimbuhan
1.
Disini seharusnya di
sini
2.
Dimana seharusnya di mana
3.
Kemana seharusnya ke
mana
D.
Ejaan yang salah
1.
Ijin seharusnya izin
2.
Ijasah seharusnya ijazah
3.
Jaman seharusnya zaman
4.
Seyogyanya seharusnya seyogianya
5.
Sertipikat seharusnya sertifikat
6.
Faham seharusnya paham
7.
Propinsi seharusnya provinsi
8.
Cabe seharusnya cabai
9.
Praktek seharusnya praktik
10.
Cape/capek seharusnya capai/letih
11.
Diskotik seharusnya diskotek
12.
Coklat seharusnya cokelat
13.
Club/klab seharusnya klub
14.
Deterjen seharusnya detergen
15.
Debet seharusnya debit
16.
Jirigen seharusnya jeriken
E.
Pengaruh
bahasa daerah
1.
Enggak seharusnya tidak
2.
Cowok seharusnya laki-laki
3.
Cewek seharusnya perempuan
DAN MASIH BANYAK LAGI!!!!!!
Aku punya prinsip bahwa “sebelum menguasai bahasa asing, kuasai dulu bahasamu sendiri”. Jangan jadi “kacang lupa kulitnya”.
Mudahan postingan
ini dapat menjadi renungan bagi kaula muda semua untuk menggalakkan PEMAKAIAN
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
No comments:
Post a Comment